rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Selasa, 10 Agustus 2010

Waspada Daging Tikus Goreng

Jangan Terkecoh "Ayam Goreng" ternyata Tikus Goreng


Saat ini banyak sekali penjual ayam goreng yang nakal. Agar keuntungan semakin banyak, ayam goreng yang seharusnya sesuai dengan namanya dari daging ayam , diganti dengan daging tikus hiiiiiiii.
Agar kita semakin paham dan tidak akan terjebak oleh penjual ayam"tikus" goreng, berikut ini adalah proses pembuatan / pengolahan dari tikus goreng. Saya tidak ingin anda melakukan / mempraktikkan hal tersebut.
Ini semata2 sekadar pengetahuan untuk pembelajaran agar kita lebih waspada ketika membeli makanan terutama ayam goreng.




Proses Pertama: Menghilangkan bulu dengan cara disembur dgn api ( dikropok= bhs jawa)





Proses Kedua: Dipotong potong dan dibersihkan


Proses Ketiga: Diberi bumbu



Proses Keempat: Digoreng



Proses Terakhir: Siap dijual (jangan dibeli ya.......)

Rabu, 04 Agustus 2010

ROKOK ELEKTRIK ROKOK KESEHATAN

BAHAYA MEROKOK ( TEMBAKAU )

Jika kamu tidak merokok (tradisional / tembakau) atau belum pernah merokok, JANGAN PERNAH MULAI DAN JANGAN PERNAH COBA-COBA! Dan bagi yang sudah terlanjur jadi perokok, kurangilah konsumsi rokok anda. Karena resikonya terlalu besar buat kesehatan.
Rokok jenis apapun tidak aman, walaupun sang produsen menawarkan kadar Tar dan Nikotin yang rendah, sama saja. Buktinya… Setiap produsen rokok pasti mencantumkan resiko-resiko pada setiap kemasan bungkus rokok, “MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN” iya kan? Berbeda dengan BIR atau Minuman beralkohol (miras, minuman keras), meski Islam mengharamkan tapi tidak ada kemasan yang mencantumkan BAHAYANYA. Tapi rokok! Meski hanya sebatas makruh alias tidak disukai atau dibenci tapi kemasannya jelas mencantumkan akan bahaya rokok tersebut. Cara terbaik untuk menjauhi resiko-resiko tersebut adalah dengan berhenti merokok! Jangan malah berhenti membaca artikel-artikel yang melarang merokok…!
                                  
Keharaman rokok tidaklah berdasarkan sebuah larangan yang disebutkan secara ekplisit dalam nash Al-Quran Al-Kariem atau pun As-Sunnah An-Nabawiyah. Keharaman rokok itu disimpulkan oleh para ulama di masa ini setelah dipastikannya temuan bahwa setiap batang rokok itu mengandung lebih dari 4000 jenis racun berbahaya.
Dan karena racun itu merusak tubuh manusia yang sebenarnya amanat Allah SWT untuk dijaga dan diperlihara, maka merokok itu termasuk melanggar amanat itu dan merusak larangan. Namun banyak orang yang menganggap hal itu terlalu mengada-ada, sebab buktinya ada jutaan orang di muka bumi ini yang setiap hari merokok dan buktinya mereka masih bernafas alias tidak langsung mati seketika itu juga.

Karena itulah kita masih menemukan rokok di sekeliling kita dan ternyata pabrik rokokpun tetap berdiri tegar. Bahkan mampu memberikan masukan buat pemerintah dengan pajaknya. Sehingga tidak pernah muncul keinginan baik dari pembuat hukum untuk melarang rokok.

Ini adalah salah satu ciri ketertinggalan informasi dari masyarakat kita. Dan di negeri yang sudah maju informasinya, merupakan bentuk ketidak-konsekuenan atas fakta ilmu pengetahuan. Dan kedua jenis masyarakat ini memang sama-sama tidak tahu apa yang terbaik buat mereka. Misalnya di barat yang konon sudah maju informasinya dan ipteknya, masih saja ada orang yang minum khamar. Meski ada larangan buat pengemudi, anak-anak dan aturan tidak boleh menjual khamar kepada anak di bawah umur. Tapi paling tidak, sudah ada sedikit kesadaran bahwa khamar itu berbahaya. Hanya saja antisipasinya masih terlalu seadanya.

Sedangkan dalam hukum Islam, ketika sudah dipastikan bahwa sesuatu itu membahayakan kesehatan, maka mengkonsumsinya lantas diharamkan. Inilah bentuk ketegasan hukum Islam yang sudah menjadi ciri khas. Maka khamar itu tetap haram meski hanya seteguk ditelan untuk sebuah malam yang dingin menusuk.

Demikian pula para ulama ketika menyadari keberadan 4000-an racun dalam batang rokok dan mengetahui akitab-akibat yang diderita para perokok, mereka pun sepakat untuk mengharamkannya. Sayangnya, umat Islam masih saja menganggap selama tidak ada ayat yang tegas atau hadits yang eksplisit yang mengharamkan rokok, maka mereka masih menganggap rokok itu halal, atau minimal makruh.

Awalnya belum ada ulama yang mengharamkan rokok, kecuali hanya memakruhkan. Dasar pemakruhannya pun sangat berbeda dengan dasar pengharamannya di masa sekarang ini. Dahulu para ulama hanya memandang bahwa orang yang merokok itu mulutnya berbau kurang sedap. Sehingga mengganggu orang lain dalam pergaulan. Sehingga kurang disukai dan dikatakan hukumnya makruh. Sebagian kiyai di negeri kita yang punya hobi menyedot asap rokok, kalau ditanyakan tentang hukum rokok, akan menjawab bahwa rokok itu tidak haram,
tetapi hanya makruh saja.
Mengapa mereka memandang demikian?
Karena literatur mereka adalah literatur klasik, ditulis beberapa ratus tahun yang lalu, di mana pengetahuan manusia tentang bahaya nikotin dan zat-zat beracun di dalam sebatang rokok masih belum nyata terlihat. Tidak ada fakta dan penelitian di masa lalu tentang bahaya sebatang rokok. Maka hukum rokok hanya sekedar makruh lantaran membuat mulut berbau kurang sedang serta mengganggu pergaulan.

SOLUSI TERBAIK UNTUK PEROKOK

Terlepas haram atau tidaknya rokok tersebut, yang jelas rokok tetap berbahaya bagi tubuh kita. Untuk mengatasi hal tersebut, solusinya adalah ROKOK ELEKTRIK.
Apa itu rokok elektrik? Rokok Elektrik adalah rokok yang khusus dibuat untuk para perokok yang ingin BERHENTI setidaknya MENGURANGI merokok tradisional dengan cara yang NYAMAN dan terbukti 99.9% AMAN untuk tubuh kita dan RAMAH LINGKUNGAN
Rokok elektrik / electronic cigarette atau e-cigarette adalah produk rokok elektronik yang beroperasi dengan menggunakan baterai. Uap nikotin
(menyerupai asap) akan dihasilkan oleh e-cigarette dan akan masuk ke tubuh seseorang ketika ia menghirupnya.
Perbedaannya adalah, alat ini tidak menghasilkan tar dan zat-zat berbahaya lain yang terdapat di rokok tradisional.
Sama halnya dengan koyo nikotin, e-cigarette juga berfungsi sebagai pemberi asupan nikotin bagi tubuh. Awalnya produk ini akan menggantikan fungsi rokok biasa, namun secara perlahan-lahan bisa mengurangi bahkan menghentikan kebiasaan merokok.

Rokok Elektrik (e-Cigarette) menggunakan keping pintar/cerdas dan sensor aerodinamis untuk mengendalikan asap yang dihasilkan. Pada Rokok Elektrik (e-Cigarette), terdapat cairan berberat jenis rendah yang digunakan untuk memproduksi aroma dan uap melalui transmisi penyalur super mikro yang berbentuk saluran-saluran kecil berongga. Cairan tersebut diatomisasi sehinga menjadi butiran asap berukuran 0.3-1.2um.

Pada rokok tembakau biasa, nikotin yang terkandung di dalamnya adalah sebesar 1.1mg/pcs. Sehingga tiap pak rokok biasa mengandung 1.1mg x 20 batang = 22mg nikotin. Sedangkan Rokok Elektrik (e-Cigarette) memberikan kuota penghirupan lebih dari 300 kali yang setara dengan satu pak rokok biasa (20 batang). Kepadatan yang tertinggi adalah 6mg. Jauh lebih rendah di banding dengan rokok tembakau konvensional.  

World Health Organization (WHO) telah melakukan bermacam-macam penelitian untuk meneliti efek samping rokok elektrik e-Cigarette ini.
Dan hasilnya pada bulan September 2008, WHO menyatakan bahwa rokok elektronik e-Cigarette aman dan efektif untuk konsumsi sehari-hari hingga untuk konsumsi terapi mengurangi / menghilangkan kecanduan merokok konvensional.
Rokok Kesehatan "E HEalth Cigarette" telah mendapatkan sertifikan aman dan ramah lingkungan CE n ROH

ALASAN MENGGUNAKAN ROKOK ELEKTRIK "HEALTH E-CIGARETTE"

1.
AMAN, bebas dari -+4000 jenis bahan kimia (seperti dalam rokok tradisional) yang menimbulkan Kanker paru,otak,rahim, ginjal, mulut, gigi hitam & rusak, mulut bau, kerusakan pembuluh darah (penyebab gagal jantung & impotensi). Ingat:Menthol BUKAN PENYEBAB Impotensi, melainkan zat2 beracun dalam rokoklah yang menyebabkan kerusakan pembuluh2 darah dan syaraf2 di tubuh.

2. 100% bebas dari Api yang membakar & Asap yang beracun(CO, Pb, Hydrogen Cyanide, Methane, dll) & menyengat. Ingat, perokok pasif(orang yang menghirup asap rokok tradisional Anda)beresiko 3 x lipat terkena kanker daripada Anda sendiri.

3. Anda BEBAS merokok DIMANA SAJA karena HEALTH hanya memproduksi asap dan api buatan yang 100% AMAN & TIDAK BERBAU : tidak beresiko kebakaran & bau menyengat pada baju, ruangan & perabotan. Dalam berbisnispun, Anda akan terlihat jauh lebih sopan & lebih 'berpendidikan' karena HEALTH bersifat: Ramah Lingkungan dan berteknologi tinggi (Nano teknologi).
4. Dengan HEALTH, Anda membuktikan bahwa Anda menyayangi Diri Anda, Keluarga     Anda dan peduli orang lain (3 hal ini bentuk ibadah bukan?)

5. HEALTH otomatis menjadi asuransi tanpa premi bagi Anda dan keluarga Anda yang akan menghindari Anda (& keluarga Anda sebagai perokok pasif) dari pengeluaran yang sangat besar bahkan tak ada habis2nya yang tidak seharusnya terjadi akibat Anda terus merokok tradisional yang akhirnya menimbulkan KANKER di tubuh Anda. 
(dikutip dari berbagai sumber)


 :


Senin, 19 Juli 2010

Penanggalan / Kalender Jawa

Kalèndher Jawa kuwi diétung miturut saka peredharané rembulan, kaya kalèndher Hijriyah. Kalèndher liya ana sing dhasaré saka lakuné srengéngé. Miturut sajarah, sadurungé bangsa Hindhu teka ing Tanah Jawa, wong Jawa wis duwé kalèndher dhéwé kang diarani Pranata mangsa, kang dadi paugerané para among tani. Pranata mangsa iki adhedhasar perédharané rembulan (Komariah). Wiwitané pranata mangsa mung dumadi saka 10 mangsa, lan sawisé tanggal 10 April yakuwi pungkasané mangsa kasapuluh banjur nunggu mangsa pisanan (Kasa utawa Kartka) yakuwi ing tanggal 22 Juni. Mangsa nunggu mau kesuwèn saéngga ditetepaké mangsa ka sewelas (Destha utawa Padrawana)) lan karolas (Sadha utawa Asaji) saéngga genep dadi rolas sasi.
Kalèndher Saka diwiwiti tanggal 15 Maret taun 78 Masèhi. Taun Saka padha karo Taun Masèhi yakuwi didhasaraké saka perédharan srengéngé (Syamsiah). Kalèndher Saka uga mérang sataun dadi 12 sasi padha karo kalèndher Pranata mangsa lan kalèndher Masèhi. Wiwit dina Jemuwah Legi tanggal 1 Sura taun Alip 1555, trep karo tanggal 1 Muharam taun 1043 Hijriah utawa tanggal 8 Juli 1633, kalèndher Pranata Mangsa diowahi déning Sultan Agung lan dijumbuhaké karo kalèndher Hijriah (Kalèndher Islam).

Dina ing kalèndher Jawa


Jeneng dina

Cacahing dina ing kalèndher Jawa (Saptawara) uga ana pitu kayadéné ing kalèndher Masèhi lan Kalèndher Hijriyah, mung pocapan lan cara panulisané waé kang rada béda, yakuwi Ngaat, Senèn, Selasa, Rebo, Kemis, Jemuwah lan Setu. Jroning petungan Jawa, saben dina nduwèni sipat utawa watek dhéwé-dhéwé. Dina Ngaat, wateké samudana, tegesé seneng imba-imba, dina Senèn wateké samuwa, tegesé kudu apik kabèh pakaryan, dina Selasa wateké sujana, tegesé sarwa ora percaya, dina Rebo wateké sembada, tegesé sarwa kuwat lan manteb, dina Kemis wateké surasa, tegesé seneng mikir jero, dina Jemuwah wateké suci, tegesé resik tingkahlakuné, déné dina Setu wateké kasumbung, tegesé seneng pamèr.
Arané dina ana ing kalèndher Jawa lan padhanané ing basa Jawa kuna, basa Indonésia lan basa Arab kaya kasebut ing tabel ngisor iki:
Tabel dina Jawa, Indonésia lan Arab/Islam
Jeneng dina Jawa anyar
Jeneng dina Jawa kuna
Jeneng dina Indonésia
Jeneng dina Arab/Islam
Solah bulan marang bumi
Adité
Minggu
Ahad
Meneng
Soma
Senin
Itsnayn
Maju
Hanggara
Selasa
Tsalaatsa
Mundur
Buda
Rabu
Mangiwa
Respati
Kamis
Khamiis
Manengen
Sukra
Jum'at
Jum'aat
Munggah
Tumpak
Sabtu
Sabt
Tumurun

Dina mulya

Kabudayan Jawa ngurmati dina-dina kang dianggep mulya utawa wigati. Ing dina-dina iki sawetara masarakat Jawa isih mèngeti kanthi manembah marang Gusti kang gawé urip. Dina mulya cacahé ana lima, yakuwi:
1.     Siji Sura, minangka dina pisanan (taun anyar) ing kalèndher Jawa. Sawetara masarakat ngayahi panyucèn dhiri kanthi adus ing kali,sendhang, segara, utawa ing ngomah lan sawengi muput ora turu. Sawetara masarakat liyané nanggap lan nonton wayang kulit lan liyané ana uga kang ziarah menyang panggonan suci lan nglakoni tapabrata utawa mèdhitasi. Tanggal siji Sura uga wektu kang becik kanggo ngresiki pusaka, kaya keris, tumbak lsp.
2.     Abogé, cekakan saka Alip (taun pisanan) - Rebo (Buda) - Wa (dina pungkasan ing pasaran). Ing dina Abogé iki dipercaya tumuruning "Wahyu Manuswa", ing ngendi manungsa wiwit duwé isin, béda karo kéwan.
3.     Daltugi, cekakan saka Dal (taun kalima: Dal) - Setu (tumpak) - Legi (dina pasaran kaloro). Ing dina Daltugi iki dipercaya tumuruning "Wahyu Suryaningrat" utawa "Wahyu Jalma", mèngeti ananing wong lanang.
4.     Hanggara Asih, yakuwi dina Selasa Kliwon, dipercaya tumuruning "Wahyu Cakraningrat" utawa "Wahyu Jatmika", kanggo nata donya.
5.     Jemuwah Legi (Sukra Manis) utawa Dina Purnama, kang tegesé pepak. Para wanita wiwit nglairaké jabang bayi.

 

Pasaran

Saliyané dina, ing kalèndher Jawa ana pétungan pasaran (pancawara) kang cacahé ana lima yakuwi Pahing, Pon, Wagé, Kliwon lan Legi. Miturut pétungan Jawa, saben dina pasaran duwé watek dhéwé-dhéwé, yakuwi Pahing wateké mélikan tegesé seneng marang barang kang katon, Pon wateké pamèr, tegesé seneng mamèraké kang didarbèni, Wagé wateké kedher utawa kaku atiné, Kliwon wateké micara yakuwi seneng nggubah basa, lan Legi wateké komat utawa sanggup nampa werna-werna kahanan. Kanggo cethané jeneng pasaran, makna lan parapé kagambaraké tabel ing ngisor iki:
Tabel pasaran
Pasaran
Makna
Patrap


Pait
Madhep


Petak
Saré


Cemeng
Lenggah


Asih
Jumeneng


Manis
Mungkur


 

Jeneng Wulan

Cacahing wulan ana ing kalèndher Jawa kuwi ana 12, nanging jeneng lan puterané ora padha karo kalèndher Masèhi, amarga diitung miturut perédharanné bulan. Yèn dipadhakaké karo kalèndher Masehi, saben tahun ana gèsèh watara 11 dina.
Tabel wulan Jawa lan wulan Islam
Jeneng wulan Jawa

Jeneng wulan Islam

Jeneng Jawa kuna

Makna



Warana

Rijal



Wadana

Wiwit



Wijanga

Kanda



Wiyana

Ambuka



Widada

Wiwara



Widarpa

Rahsa



Wilapa

Purwa



Wahana

Dumadi



Wanana

Madya



Wurana

Wujud



Wujana

Wusana



Wujala

Suwung

Umur saben sasi (wulan) ing kalèndher Jawa béda-béda, yakuwi ana kang umur 29 dina lan ana kang umur 30 dina . Klompok kasiji dumadi saka taun kapisan (Alip), katelu (Jimawal), kaenenm (Bé) lan kapitu (Wawu), klompok kaloro dumadi saka taun kaloro (Éhé), kapapat (Jé) lan kawolu (Jimakir), déné klompok katelu dumadi saka taun kalima (Dal). Kanggo luwih cethané pirsani tabel ing ngisor iki:
Tabel umur utawa cacahing dina ing Taun Jawa Kurup Arbangiyah (Kalèndher Sultan Agung)
Jeneng wulan Jawa

Jeneng wulan Islam

Taun Jawa
1,3,6,7

Taun Jawa
2.4.8

Taun Jawa
5



30

30

30



29

29

30



30

30

29



29

29

29



30

30

29



29

29

29



30

30

30



29

29

29



30

30

30



29

29

29



30

30

30



29

30

30

Cathetan: Tabel iki isi cacahing dina ing Kurup Arbangiyah (ABOGE) sing diwiwiti dina Rebo Wagé tanggal 1 Sura Taun Alip 1747 windu Kuntara, wuku Kulawu nganti dina Senèn Paing tanggal 29 Besar Taun Jimakir 1866 windu Sancaya utawa tanggal 23 Maret 1936 Masehi. Kanggo cacahing dina saben sasi ing kurup liyané, pirsani Kurup

 

Jeneng Taun

Taun Jawa cacahé ana wolu lan ditata jroning siklus wolung taunan kang disebut windu. Siklus wolung taunan kang diarani windu iki ana patang golongan, yakuwi: windu Adi, windu Kuntara, windu Sengara lan windu Sancaya.
Ana sawetara ciri wigati jroning pranatan taun Jawa, yakuwi: Nguri-uri kabudayan asli Jawa kayadéné pawukon kanggo tandha pranatan wektu (klairan lan sapanunggalané), sarta Primbon lan pétungan Jawa liyané. Bisa nglestarèkaké kabudayan Hindhu kang sugih bab kasusastran lan seni lan atusan taun ngrenggani kabudayan Jawa, uga nyelaraské karo pétungan Arab kayadéné penanggalan Hijriyahkanggo nggampangaké mèngeti dina-dina riyaya lan ibadah Islam. Jeneng taun kang luwih spèsifik yakuwi yèn tanggal 1 Sura tiba ing dinaJemuwah, dijenengaké taun Sukraminangkara (taun urang), wateké: sithik udan. Yèn tiba dina Setu, dijenengaké taun Tumpak-maenda(taun wedhus), wateké: sithik udan. Yèn tanggal 1 Sura tiba dina Ngaat, dijenengaké taun Ditekalaba (taun klabang), wateké: sithik udan. Yèn tiba dina Senèn, dijenengaké taun Somawertija (taun cacing), wateké: sithik udan. Yèn tiba dina Selasa, dijenengaké taunAnggarawrestija (taun kodok), wateké: akèh udan. Yèn tiba dina Rebo, dijenengaké taun Buda-wiseba (taun kebo), wateké: akèh udan. Yèn tiba dina Kemis, dijenengaké taun Respati-mituna (taun mimi), wateké: akèh udan.
Jeneng lan umuré taun Jawa kaya kang kasebut ing ngisor iki:
§                     Alip (Purwana), umuré 354 dina
§                     Éhé (Karyana), umuré 355 dina (lawas), 354 dina (anyar)[5]
§                     Jimawal (Anama), umuré 354 dina
§                      (Lalana), umuré 354 dina (lawas), 355 dina (anyar)
§                     Dal (Ngawanga), umuré 355 dina
§                      (Pawaka), umuré 354 dina
§                     Wawu (Wasana), umuré 354 dina
§                     Jimakir (Swasana), umuré 355 dina

 

Kurup

Kurup kuwi wektu sing lawasé 120 taun. Saben satus rongpuluh taun genti kurup. Jeneng kurup antara liya:
§ Kurup Jamingiyah, yaiku kurup sing diwiwiti ing taun Alip sing tanggal 1 Sura pas dina Jemuwah.
§ Kurup Kamsiyah, yaiku kurup sing diwiwiti ing taun Alip sing tanggal 1 Sura pas dina Kemis.
§ Kurup Arbangiyah utawa dikenali kanthi jeneng kurup ABOGE (Alip Rebo Wage). Kurup iki diwiwiti dina Rebo Wagé tanggal 1 Sura Taun Aip 1747 windu Kuntara , wuku Kulawu lan rampung ing dina Senèn Paing tanggal 29 Besar Taun Jimakir 1866 windu Sancaya, utawa tanggal 23 Maret 1936 Masehi.
§ Kurup Salasiyah Pon utawa dikenal kanthi jeneng kurup Asapon (Alip Selasa Pon) sing diwiwiti tanggal 1 Sura dina Selasa Pon taun Alip 1867 , Wuku Langkir, Windu Adi utawa tanggal 24 Maret 1936 nganti dina Ahad Legi tanggal 29 Besar taun 1986 Jimakir, Wuku Kulawu, Windu Sangara utawa tanggal 25 Agustus 2052 Masehi.
§ Kurup Isneniyah sing diwiwiti dina Senèn Pahing tanggal 1 Sura taun Alip 1987 wuku Kulawu utawa tanggal 26 Agustus 2052 Masehi, nganti dina Setu Kliwon tanggal 29 Besar taun Jimakir 2106 wuku Kuningan utawa tanggal 28 Januari 2169 Masehi.
§ Kurup Akadiyah, yaiku kurup sing diwiwiti ing taun Alip sing tanggal 1 Sura pas dina Ngaat.
§ Kurup Sabtiyah, yaiku kurup sing diwiwiti ing taun Alip sing tanggal 1 Sura pas dina Setu.